Wakil Bupati Cianjur yang juga sebagai ketua KPA Cianjur, mengingatkan kepada para konselor KPA Cianjur yang hadir, bahwa hasil dari rapat koordinasi dapat menghasilkan peningkatan kinerja dan perjuangan para konselor agar dapat meyakinkan bahwa pasien yang melakukan pemeriksaan pun tidak perlu khawatir, malu, ataupun takut, karena kerahasiaan pasien sangat dijamin. Petugas klinik IMS disetiap puskesmas ini terdiri dari Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang ramah dan pastinya tidak akan mendiskriminasi.
Sementara itu anggota panitta dari Dinas Kesehatan Cianjur, Ibu Cicih menuturkan rapat koordinasi saat ini berdasarkan penelusuran KPA Cianjur yang pada dasarnya bahwa Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup menonjol pada sebagian besar wilayah dunia khususnya di Kabupaten Cianjur. Keberadaan virus Human Immunodeficiency (HIV) makin memperparah penyebaran IMS. Pada perkembangan lainnya, peningkatan resistensi antimikroba terhadap beberapa kuman penyebab IMS telah menyebabkan beberapa rejimen pengobatan menjadi tidak efektif, sehingga angka kejadian penyakitpun cenderung meningkat kembali.
Seperti dilancir dari KPA Pusat bahwa perkembangan epidemi yang meningkat di awal tahun 2000-an telah ditanggapi dengan keluarnya Peraturan Presiden nomer 75 tahun 2006 yang mengamanatkan perlunya intensifikasi penanggulangan AIDS di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi yang berkembang paling cepat (UNAIDS, 2008). Kementerian Kesehatan memperkirakan, Indonesia pada tahun 2014 akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS dibandingkan pada tahun 2008 (dari 277.700 orang menjadi 813.720 orang). Ini dapat terjadi bila tidak ada upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang bermakna dalam kurun waktu tersebut. (d_nie/agus aq,ras)
View the original article here
No comments:
Post a Comment